PERENCANAAN
PENULISAN ILMIAH
I.Pemilihan Topik
Memilih topik berarti memilih apa
yang akan menjadi pokok pembicaraan. Topik itu dapat diperoleh dari berbagai
sumber yakni : pengalaman, pengamatan, pendapat dan khayalan. Topik-topik karya
ilmiah banyak yang bersumber pada pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Istilah topik sering dikacaukan
dengan tema. Topik adalah medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam
karya tulis atau penelitian. Tema adalah pernyataan sentral atau pernyataan
inti tentang topik yang akan ditulis. Tema sifatnya masih hipotesis yang masih
hipotesis yang masih memerlukan pembinaan atau penolakan dengan cara
penelitian.
Dalam memilih topik karya ilmiah,
terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :Topik yang akan dipilih
hendaknya menarik untuk dikaji. Sebuah topik akan menarik apabila:
1.Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
2.Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
3.Mengandung konflik pendapat
4.Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang
disediakan
5.Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit
6.Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
7.opik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu
pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi.
II.Pembatasan Topik
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik
yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang
dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga
tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya
akan membantu pengarang dalam beberapa hal:
Pembatasan memungkinkan penulis untuk
menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar
diketahuinya.
Pembatasan dan penyempitan topik akan
memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai
masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang
akan dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat
dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
Tetapkanlah topik yang akan digarap
dalam kedudukan sentral.
Mengajukan pertanyaan, apakah topik
yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila
dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
Tetapkanlah dari rincian tadi mana
yang akan dipilih.
Mengajukan pertanyaan apakah sektor
tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara
berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
III.Pemilihan Judul
Pemilihan topik atau lebih konkritnya
judul, akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuah penelitian
yang akan dibahas. Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil
penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan
digarap.
Secara umum, kriteria judul yang baik
adalah :
Topik yang diteliti mengandung
masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau
topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan
secara praktis.
Belum banyak diteliti orang lain.
Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi
tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
Diungkapkan dalam kalimat yang
simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan
dependent variable-nya.
Judul harus dapat menunjukkan
problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat
ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang
menunjukkan fokus persoalan yang dikaji. Dalam kaitan ini, harus dihindari
ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat snob/bombastis.
IV.Penentuan Tujuan Penulisan
Menetapkan tujuan hanyalah sebatas
menentukan apa yang Anda ingin agar pembaca Anda tahu atau dapat lakukan
setelah mereka selesai membaca laporan atau tulisan Anda. Namun Anda harus
seksama; sering kali penulis menyatakan tujuan yang terlalu luas sehingga tidak
ada gunanya. Tujuan menulis seperti “Untuk melaporkan tempat-tempat yang
berpotensi bagi pembangunan pabrik baru”, terlalu umum dan tidak akan ada
gunanya. Namun “Menghadirkan kelebihan-kelebihan Chicago, Minneapolis, dan Salt
Lake City sebagai lokasi yang berpotensi bagi pembangunan pabrik baru sehingga
atasan dapat memilih lokasi yang terbaik” akan memberikan Anda sebuah tujuan
yang dapat menuntun Anda dalam seluruh proses penulisan.
V.Penentuan Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap,
dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur.
Untuk menjamin penulisan bersifat
konseptual, menyeluruh, dan terarah.
Kerangka karangan membantu penulis
untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat,
apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
Memudahkan penulis menciptakan
klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks
tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat
sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi.
Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca
dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian
harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang
dapat memikat perhatian pembaca.
Menghindari penggarapan topik dua
kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau
lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu
topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa
efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka
pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang
diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal
yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik
lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang
tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi
akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian
tadi.
Dengan mempergunakan rincian-rincian
dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau
fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta
yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya
itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi
karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan
yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan
penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum
dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari
sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti,
dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
VI.Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh
guru atau anak didik adalah menulis karya ilmiah. Salah satu masalah utamanya
adalah mereka kurang memahami langkah-langkah menulis karya ilmiah. Mereka
selalu mengatakan bahwa menulis karya ilmiah itu sangat sulit dan tidak mungkin
dapat mereka lakukan.
Hal ini ada banyak hal yang
menyebabkannya. Mereka selalu mengeluhkan bahwa langkah-langkah menulis karya
ilmiah sangat sulit dan tidak mendukung keinginan menulis yang mereka miliki.
Oleh karena itulah, maka seharusnya
ada rujukan yang jelas mengenai langkah langkah menulis karya ilmiah. Hal ini
untuk memberikan kesempatan guru dan anak didik berperan dan mengembangkan
kemampuan menulisnya secara maksimal.
Dengan petunjuk yang ada dalam
langkah-langkah menulis karya ilmiah ini, maka mereka mempunyai arah yang jelas
dalam proses penulisannya. Mereka tidak perlu lagi meraba-raba tentang
bagaimana menulis karya ilmiah tersebut.
Langkah-langkah menulis karya ilmiah
yang ada memang sangat bermanfaat bagi para guru dan anak didik, sehingga
mereka dapat berlatih menulis secara intens. Hal ini karena dengan
langkah-langkah yang jelas, maka setidaknya segala aspek yang dibutuhkan dalam
kepenulisan dapat terpenuhi.
Dengan mengikuti langkah-langkah
menulis karya ilmiah ini, maka setidaknya penulis dapat menerapkan metode yang
benar dalam menyusun karya ilmiah. Bahwa dalam menulis karya ilmiah, Anda harus
menerapkan konsep metode ilmiah.
Bahwa dalam sebuah proses
pembelajaran, ada salah satu tujuan agar anak didik mempunyai kompetensi
khusus. Untuk mendapatkan kompetensi khusus tersebut, maka guru memberikan
tugas penelitian dan atau pengembangan berdasarkan langkah-langkah menulis
karya ilmiah.
Penelitian adalah kegiatan
penyelidikan yang dilakukan sesuai metode ilmiah yang sistematis untuk
menemukan informasi ilmiah, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis
sehingga merumuskan teori baru.
Sementara pengembangan adalah
kegiatan guru atau anak didik dalam rangka pengamalan ilmu untuk peningkatan
kualitas, baik proses belajar, profesionalisme atau untuk menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini merupakan bagian dari langkah langkah
menulis karya ilmiah.
Metode ilmiah penelitian dan
pengembangan menulis karya ilmiah adalah suatu
cara untuk pelaksanaan secara
sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah menulis karya ilmiah
sebagai berikut :
1.Melakukan observasi dan menetapkan
masalah dan tujuan
Ini merupakan langkah langkah menulis
karya ilmiah yang pertama, yaitu melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti.
Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah.
Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.
2.Menyusun hipotesis
Langkah langkah menulis karya ilmiah
yang kedua adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek
penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda
mengamati obyek penelitian.
3.Menyusun rancangan penelitian
Selanjutnya Anda menyusun rancangan
penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah langkah menulis karya ilmiah. Ini
merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.
4.Melaksanakan percobaan berdasarkan
metode yang direncanakan
Ini langkah keempat dari langkah
langkah menulis karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses
penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda
lakukan percobaan yang signifikan dengan objek penelitian.
5.Melaksanakan pengamatan dan
pengumpulan data
Setelah melakukan percobaan atas
objek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan
pengamatan terhadap objek percobaan yang dilakukan tersebut. Apa yang terjadi
pada objek penelitian. Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang
kelima.
6.Menganalsis dan menginterpretasikan
data
Langkah langkah menulis karya ilmiah
keenam, yaitu mengenalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah
dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada
saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan
memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.
7.Merumuskan kesimpulan dan atau
teori
Langkah ketujuh dari langkah langkah
menulis karya ilmiah adalah merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala
hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari
semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian terhadap objek penelitian.
8.Melaporkan hasil penelitian
Langkah terakhir dari langkah langkah
menulis karya ilmiah adalah melaporkan hasil penelitian. Dan, langkah inilah
yang sesungguhnya merupakan proses penulisan karya ilmiah. Dengan langkah ini,
maka guru atau anak didik dapat menyusun sebuah tulisan atau karya tulis ilmiah
yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas personal.
Jika ingin melakukan proses
penyusunan karya tulis ilmiah, maka setidaknya langkah-langkah menulis karya
ilmiah ini Anda pahami dan terapkan. Dengan demikian, maka proses penulisan
Anda benar-benar objektif dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Dan, ini
merupakan kontribusi kongkrit Anda kepada masyarakat.
KERANGKA KARANGAN
Kerangka karangan
merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur.
1. Manfaat Kerangka Karangan:
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur.
Kerangka karangan membantu penulis
untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah
tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu
klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu,
terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks
utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya.
Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama,
maka susunan bagian-bagian harus diatur pula
sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat
memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih
Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua
kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun
penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu
hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak
sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu
berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan
satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain
menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan
materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada
bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan
menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam
kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta
untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah
dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi
karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan
yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan
penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum
dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari
sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti,
dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
2.Pola Susunan Kerangka Karangan
a. Pola Alamiah Susunan atau pola
alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan
yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga
bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik
yang ada.
b. Pola Logis Pola logis berdasar
urutan:
1) klimaks – anti klimaks
2) umum – khusus
3) sebab – akibat
4) proses
5) dan lain-lain.
3.Macam-macam Kerangka Karangan
a.
Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara /
Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat,
dengan alasan:
a) topiknya tidak kompleks
b) akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
terdiri atas dua tingkat, dengan
alasan:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak
segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian
pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan
utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal
tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
b. Berdasar perumusan teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat
dan Kerangka Topik
4. Syarat Kerangka Karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud
harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal
yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau
pengungkapan masksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu
gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari
satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka
karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu
tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang
konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan
dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan
sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita
coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu.
A. Menentukan tema dan judul
Sebelum anda mau melangkah, yang
pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa
yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok
pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang dimaksud dengan judul
adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada
persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk
singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap
wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin
banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi
pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah
dikembangkan. diantaranya :
a. jangan mengambil tema yang
bahasannya terlalu luas.
b. Pilih tema yang kita sukai dan
kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau
bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh
Kadang memang dalam menentukan tema
tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya ketika
lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa
memakainya.
Ketika tema sudah didapatkan, perlu
diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan
sistematis. salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. judul yang
baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
JUDUL
–
Ada dua cara pembatasan topik ?
judul karangan
–
masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
–
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik.
–
Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau
variabel yang akan dibahas.
–
Judul tidak harus sama dengan topik.
–
Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum
dan ruang lingkupnya sangat luas.
–
Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin
bahwa judul itu cocok dengan temanya.
–
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok
dengan temanya.
–
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari
karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan
dalam karya itu.
–
Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah
laporan eksposisi, contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi
antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.
Syarat judul yang baik
–
harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau
dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
–
judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku
atau karangan.
–
harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang
panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila
harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan
judul tambahan yang panjang.
–
tidak provokatif.
Judul karangan sedapat-dapatnya :
A. singkat dan padat,
B. menarik perhatian, serta
C. menggambarkan garis besar (inti)
pembahasan.
Contoh : Upaya menurunkan risiko
bahaya letusan gunung Penanggulangan krisis air di Jakarta
Tujuan perlu dirumuskan dengan gamblang agar jelas apa yang akan dicapai
oleh tulisan ini.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata
operasional :
–
Menanggulangi
–
Mengurangi
–
Menemukan
–
Meningkatkan
–
Mengoptimalkan
–
Mengevaluasi
–
Mengendalikan
Tambahan :
–
Banyak orang beranggapan bahwa topik = judul.
–
Topik merupakan pokok yang akan diperikan atau masalah yang akan
dikemukakan.
–
Judul adalah nama karya tersebut.
–
Tema lebih luas lingkupnya dan biasanya lebih abstrak; tema dapat
dibagi-bagi menjadi beberapa topik. Dari topik dapat muncul judul-judul.
–
Walaupun topik yang dipilih sama, tetapi makksudnya berlainan, maka tema
yang dihasilkan juga lain. Selanjutnya penggarapan dan materi-materi yang
dipilih pun berbeda.
–
Setelah topik ditetapkan, maksud topik diuraikan langkah selanjutnya
membuat sebuah rumusan tentang masalah dan tujuan yang akan dicapai. Perumusan
itu tidak lain adalah tema karangan. Tema karangan itu berbentuk satu kalimat,
satu alinea.
B. Mengumpulkan bahan
Sudah punya tujuan, dan mau
melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan
yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. bagaimana ide, dan
inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut
muncul. buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. perlu ada dasar bekal
dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah
kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai
bidang dengan rapi. hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika
dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan
sesuai bidangnya. banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai
cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
C. menyeleksi bahan
Sudah ada bekal, dan mulai berjalan,
tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu
dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui
klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan
sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya :
1. catat hal penting semampunya.
2. jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
D. Membuat kerangka
bekal ada, terpilih lagi, terus
melangkah yang mana dulu? perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan
awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. kerangka
karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur.
kerangka karangan belum
tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan
catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai
tahap yang sempurna.
berikut fungsi kerangka karangan :
a. memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka
karangan :
a. mencatat gagasan. Alat yang mudah
digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang
timbul)
b. mengatur urutan gagasan.
c. memeriksa kembali yang telah
diatur dalam bab dan subbab
d. membuat kerangka yang terperinci
dan lengkap
kerangka karangan yang baik adalah
kerangka yang urut dan logis. soalnya bila terdapat ide yang bersilangan, akan
mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5. mengembangkan kerangka karangan
proses pengembangan karangan
tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita
tulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat
diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. terbukti pula kekuatan bahan
materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan
karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok
permasalahan yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA