Senin, 03 November 2014

Argument Yang Valid Dan Fallacy


 Argument
Argumen adalah suatu pernyataan tegas yang diberikan oleh sekumpulan proposisi P1, P2,…..,Pn, yang disebut premis (hipotesa / asumsi) dan menghasilkan ( sebagai konsekuensinya ) proposisi lainnya Q, disebut konklusi (kesimpulan). Secara umum argument ini di notasikan oleh:

P1, P2, …… , Pn I---- Q

Nilai kebenaran dari suatu argument di tentukan sebagai berikut :

Suatu argumen P1,P2, ….. , Pn Q dikatakan benar (valid) jika Q bernilai benar untuk semua premis yang benar dan argumen dalam keadaan selain itu dikatakan salah (invalid/fallacy).

Dengan kata lain, suatu argumen dikatakan valid apabila untuk sembarang pernyataan yang disubtitusikan ke dalam premis, jika semua premis benar maka konklusinya juga benar. Sebaliknya jika semua premis benar tetapi konklusinya ada yang salah maka argumen tersebut dikatakan invalid (fallacy).


a.) argument yang valid
suatu argument dikatakan valid apa bila argument tersebut mempunyai statement yang benar. Dan dapat dikatakan pula jika :
P, q ----->q I---- q ( law of detachment )
Contoh :
“Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.
Air laut surut setelah gempa di laut. Karena itu tsunami datang.”



Penyelesaian:
Misalkan :
p adalah : proposisi “Air laut surut setelah gempa di laut” dan
q adalah : proposisi “tsunami datang”.

Maka, argumen di dalam soal dapat ditulis sebagai:

p ---> q

p
\
q

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk membuktikan kevalid tan argumen ini. Keduanya menggunakan tabel kebenaran.

Cara 1: Bentuklah tabel kebenaran untuk p, q, dan p --->  q

Tabel kebenaran untuk p, q, dan p ---> q

p
q
p ----> q
T
T
T ( baris 1 )
T
F
F ( baris 2 )
F
T
T ( baris 3 )
F
F
T ( baris 4 )


Argumen dikatakan valid jika semua hipotesisnya benar, maka konklusinya benar. Kita periksa apabila hipotesis p dan p ---> q benar, maka konklusi q juga benar sehingga argumen dikatakan benar. Periksa di Tabel 1.15, p dan p ---> q benar secara bersama-sama pada baris 1. Pada baris 1 ini q juga benar. Jadi, argumen yang berbentuk modus ponen di atas valid.

Cara 2: Perlihatkan dengan tabel kebenaran apakah

[ p ^ (p ---> q) ] ---> p

merupakan tautologi. Tabel 1.16 memperlihatkan bahwa [ p ^ (p ---> q) ] ---> p  suatu tautologi, sehingga argumen dikatakan valid.

Tabel 1.16  [ p ^ (p ---> q) ] ---> p adalah tautology

p
q
p ----> q
p ^ ( p ^ q )
[ p ^ (p  ^ q) ] ^ p ]
T
T
T
T
T
T
F
F
F
T
F
T
T
F
T
F
F
T
F
T

Perhatikanlah bahwa penarikan kesimpulan di dalam argumen ini menggunakan modus ponen. Maka dari itu modus ponen termaksud argumen yang valid.


b.) argument yang fallacy
suatu argument dikatakan fallacy apabila argument tersebut mempunyai kesesatan atau ketidak benaran. Dan dapat dikatakan pula jika :

p ---->q, q I----- p

contoh :
“Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.
Tsunami datang. Jadi, air laut surut setelah gempa di laut”

tidak benar, dengan kata lain argumennya palsu.

Penyelesaian:
Maka argumen di atas berbentuk :


p ---> q

q
\
p

Bentuk tabel kebenaran untuk p, q, dan p ---> q

p
q
p --> q
T
T
T ( baris 1 )
T
F
F ( baris 2 )
F
T
T ( baris 3 )
F
F
T ( baris 4 )

Dari Tabel tampak bahwa hipotesis q dan p ---> q benar pada baris ke-3, tetapi pada baris 3 ini konklusi p salah.
Jadi, argumen tersebut tidak valid atau palsu ( fallacy ), sehingga penalaran menjadi tidak benar.

Contoh 2 :
Periksa kesahihan argumen berikut ini:


Jika 5 lebih kecil dari 4, maka 5 bukan bilangan prima.

5 tidak lebih kecil dari 4.
\
5 adalah bilangan prima

Penyelesaian:
Misalkan p adalah proposisi “5 lebih kecil dari 4” dan q adalah proposisi “5 adalah bilangan prima”. Maka argumen di atas berbentuk:

p ---> ~q

~p
\
q

Tabel kebenaran untuk p --->  ~q, ~p, dan q

p
q
~q
p --> ~q
~p
T
T
F
F
F
T
F
T
T
F
F
T
F
T
T
F
F
T
T
T

memperlihatkan tabel kebenaran untuk kedua hipotesis dan konklusi tersebut. Baris ke-3 dan ke-4 pada tabel tersebut adalah baris di mana p ---> ~q dan ~ p  benar secara bersama-sama, tetapi pada baris ke-4 konklusi q salah (meskipun  pada baris ke-3 konklusi q benar).  Ini berarti argumen tersebut palsu.

Perhatikanlah bahwa meskipun konklusi dari argumen tersebut kebetulan merupakan pernyataan yang benar (“5 adalah bilangan prima” adalah benar), tetapi konklusi dari argumen ini tidak sesuai dengan bukti bahwa argumen tersebut palsu.



Implikasi logic
Adalah suatu pernyataan majemuk p dan q yang digabung dengan memakai kata hubung logika “jika…maka…”.
Implikasi suatu pernyataan dilambangkan dengan p→q. Dibaca :
Jika p maka q
p berimplikasi q
q hanya jika p
p syarat cukup untuk q
q syarat perlu untuk p
Pada  implikasi, p disebut anteseden (hipotesis), q disebut konklusi (kesimpulan).
Nilai kebenaran: untuk p→q bernilai salah hanya berlaku untuk p pernyataan bernilai benar dan q pernyataan bernilai salah.
p
Q
p→q≡¬pVq
B
B
B
B
S
S
S
B
B
S
S
B

Implikasi Logis
“jika Andi rajin belajar maka Andi naik kelas”
Jika pada kenyataannya Andi rajin belajar maka sebagai konskuensi logis dari pernyataan di atas pasti Andi naik kelas.
Misal     p: Andi rajin belajar
q: Andi naik kelas
maka ((p→q)p)→q, nilainya akan selalu benar.
p
Q
p→q
((p→q)p)
((p→q)p)→q
B
B
B
B
B
B
S
S
S
B
S
B
B
S
B
S
S
B
S
B

FUNGSI PROPOSISI DAN HIMPUNAN KEBENARAN
Misalkan P(x) merupakan sebuah pernyataan yang mengandung variabel x dan D adalah sebuah himpunan (sembarang kumpulan obyek). Kita menyebut P sebuah fungsi proposisi (dalam D) jika untuk setiap x di D, P(x) adalah proposisi.
Contoh :
Misalkan P(n) adalah pernyataan, n adalah bilangan ganjil dan D adalah himpunan bilangan bulat positif. Maka P adalah fungsi proposisi dengan daerah asal pembicaraan D karena untuk setiap n di D, P(n) adalah proposisi (yakni, untuk setiap n di D, P(n) bisa bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya). Jika n=1, dapat diperoleh proposisi. 1 adalah bilangan ganjil bernilai benar. Jika n=2, diperoleh proposisi 2 adalah bilangan ganjil bernilai salah.
Fungsi proposisi “x+2>7” yang didefinisikan pada N, x+2 ÎN, yakni himpunan bilangan asli. Maka {x | x >7} = {6,7,8,…}adalah himpunan kebenarannya.

Pernyataan Berkuantor
Kuantor adalah pengukur kuantitas atau jumlah. Pernyataan berkuantor artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Biasanya pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, beberapa, ada dan sebagainya. Kata-kata tersebut merupakan kuantor karena kata-kata tersebut menyatakan ukuran jumlah. Kuantor dibagi menjadi dua, yaitu kuantor universal dan kuantor eksistensial.
a.Kuantor Universal
Pernyataan yang menggunakan kata semua atau setiap disebut pernyataan berkuantor universal. Kata semua atau setiap disebut kuantor universal. Berikut beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor universal.
a.    Semua kuda berlari cepat.
b.   Setiap bilangan asli lebih besar daripada nol.
Kalimat terbuka p(x) dapat diubah menjadi pernyataan dengan cara mengganti peubah pada kalimat terbuka itu dengan nilai-nilai pengganti pada himpunan yang telah ditentukan. Cara lain untuk mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan adalah dengan membubuhkan kuantor universal di depan kalimat terbuka itu. Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk menyatakan penyelesaian dari p(x) dituliskan sebagai berikut.
x, p(x)"
dibaca: untuk setiap x berlakulah p(x) atau untuk semua x berlakulah p(x)
b.Kuantor Eksistensial
Pernyataan yang menggunakan kata beberapa atau ada disebut pernyataan berkuantor eksistensial. Kata beberapa atau ada disebut kuantor eksistensial. Berikut beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor eksistensial.
a.    Ada bis kota yang bersih.
b.   Beberapa dinding rumah terbuat dari papan kayu.
Seperti halnya pada kuantor universal, kuantor eksistensial juga dapat digunakan untuk mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan. Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk menyatakan penyelesaian dari p(x) dituliskan sebagai berikut.
x, p(x)$
dibaca: beberapa x berlakulah p(x) atau ada x berlakulah p(x)

Ingkaran Kuantor Universal
Perhatikan contoh berikut.
p : Semua kucing berwarna putih
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih, atau
~p : Ada kucing yang tidak berwarna putih
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari pernyataan berkuantor universal adalah sebuah pernyataan berkuantor eksistensial. Secara umum, ingkaran dari pernyataan berkuantor universal dapat ditentukan sebagai berikut.
x, ~p(x)$ º x, p(x)] "~[
dibaca: ingkaran dari “untuk setiap x berlakulah p(x)” ekuivalen dengan “ada x yang bukan p(x)”
Ingkaran Kuantor Eksistensial
Perhatikan contoh berikut.
p : Ada pria yang menyukai sepak bola
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak ada pria yang menyukai sepak bola, atau
~p : Semua pria tidak menyukai sepak bola
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial adalah sebuah pernyataan berkuantor universal. Secara umum, ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial dapat ditentukan sebagai berikut.
x, ~p(x)" º x, p(x)]  $~[
dibaca: ingkaran dari “ada x berlakulah p(x)” ekuivalen dengan “untuk semua x bukan p(x)”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar