TUGAS BULAN KE2
I.
Pengertian Diksi dan Contohnya Lengkap
Tidak semua orang dapat
mengungkapkan perasaan atau gagasan dengan bahasa yang tepat atau baik. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh penguasaan pembendaharaan kata seseorang.Semakin banyak
kosa kata yang dimiliki seseorang maka pemilihan kata dalam bahasa akan semakin
baik guna menyesuaikan bahasa yang akan digunakan dalam kehidupan.
Ada begitu banyak kata dalam bahasa
indonesia, beberapa kata memiliki makna yang sama seperti aku, sama, gue, dan
lain sebagainya. Kata-kata tersebut memiliki makna yang sama namun kesan yang
dimiliki sangat berbeda-beda. Tentu pemilihan kata ini dilakukan dengan
memperhatikan kondisi dimana ia berbicara atau sedang berbicara kepada siapa.
Pemilihian kata ini dikenal dengan istilah diksi.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, diksi adalah pemilihan kat yang tepat dan selaras dalam penggunaanya
sehingga dapat memberikan kesan / makna / efek sesuai dengan harapan. Adapun
fungsi diksi ialah:
•
Mudah dipahami.
Pemilihan diksi yang tepat dan
selaras akan memudahkan pembaca atau pendengar lebih mudah dalam memahami arti
kata atau makna kalimat atau gagasan yang hendak ingin disampaikan.
Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang
berlangsung.
Misal dalam menulis buku cerita yang
memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca, maka gunakanlah
kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan demikian pesan moral yang ingin
disampaikan akan sampai pada hati pembaca. begitupula misalnya saat rapat yang
mana suasana adalah formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan EYD.
Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihilangkan.
•
Mendapatkan tujuan.
Dengan menggunakan diksi yang tepat,
maka peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar. Hal ini karena komunikasi
yang berlangsung sangat efektif selain itu pemilihan kata yang sesuai dengan
suasana resmi ataupun tidak resmi akan menciptakan ekspresi tertentu yang dapat
menyenangkan pendengar atau pembaca.
Kata yang digunakan menunjukkan
makna yang ingin diutarakan. Namun demikian, seringkali kata yang digunakan
memiliki arti yang berbeda dengan makna itu sendiri. oleh karena itu, sebelum
memutuskan untuk menggunakan diksi yang akan digunakan, maka harus pembicara
atau penulis harus memahami makna dan relasi kata. Menurut Chaer, makna kata dapat
dibedakan menjadi:
a.
Makna denotasi dan Makna konotasi
Merupakan denotasi merupakan makna
yang sesungguhnya yang sesuai dengan pengertian kamus besar bahasa Indonesia.
Contoh: kata “miskin”, dalam pengertian denotasi artinya ialah keadaan
seseorang yang kurang dalam hal finalsial. Sementara itu makna konotasi yaitu
makna lain atau makna yang bukan sebenarnya yang mungkin hanya dapat dimengerti
oleh beberapa orang saja yang bersangkutan.
Contoh: kata “alarm” dalam kalimat,
“ kamu selalu datang tepat waktu, alarm jam kamu bagus”. Kata alarm
dalam kalimat tersebut merupakan kata konotasi untuk menunjukkan makna kata
“disiplin”. Kata konotasi yang bertujuan untuk memuji disebut knotasi
positif sedangkan konotasi yang mengejek atau menyindir disebut konotasi
negatif.
b.
Makna leksikal dan makna gramatikal
Yaitu makna yang sesuai dengan hasil
observasi atau yang memang nyata dalam kehidupan. Contoh: bakteri Salmonella
sp. Menyebabkan penyakit tipus. Sedangkan makna gramatikal yaitu makna
kata yang menyatakan makna jamak, menunjukkan
suatu jumlah. Contoh: ada buku-buku baru di perpustakaan. Artinya ialah banyak
buku baru yang datang di perpustakaan.
c.
Makna referensial dan nonreferensial
Yang dimaksud dengan makna referensial yaitu kata yang mengacu atau menunjukkan kepada
sesuatu. Contoh: buku biologi ada di Rak no. 7. Kata “rak no.&”
merupakan frase yang menunjukkan makna referensial. Sedangkan makna nonreferensial
adalah kebaikan dari kata referensial. contoh: baru saja aku membaca buku itu,
tetapi aku lupa meletakkannya. Kata “tetapi” merupakan kata yang menunjukkan
makna nonreferensial.
d.
Makna konseptual dan makna asosiatif
Makna konseptual merupakan makna
suatu kata yang menunjukkan deskripsi kata tersebut. Contoh: pangeran pergi
menunggang unta. Kata “unta” memilki makna konseptual yaitu binatang gurun
berkaki empat yang dapat dijadikan sebagai alat transportasi. Sedangkan makna
asosiasi merupakan makna kata yang menunjukkan hubungan yang terkait dengan
kata tersebut. Contoh: kata merah memiliki hubungan berani sedangkan kata
merpati dihubungkan (asosiasi) dengan kesetiaan.
e.
Makna kata dan makna istilah
Makna kata akan terlihat jelas ketika
kata tersebut digunakan dalam sebuah kalimat. contoh: kata “dingin” dapat
berarti mengenai suhu atau cuaca, atau menunjukkan sikap seseorang. Sementara
itu makna istilah merupakan makna yang bersifat pasti atau mutlak. Hal ini
karena makna istilah hanya digunakan dalam bidang-bidang tertentu. Contoh: kata
dingin di atas jika digunakan dalam bidang ilmu pengetahan alam maka memiiki
makna pasti menunjukkan suatu suhu.
I.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda
bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang
dimaksudkan oleh penulis.
Suatu kalimat dapat dikatakan
sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang
penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau
pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.
II.
Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan
kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip
kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
·
Kesepadanan Struktur
Kespadanan adalah keseimbangan
antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam
kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan
gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur,
yaitu:
1. Memiliki subjek dan predikat yang
jelas
Contoh:
Bagi semua siswa kelas 2 harus
mengikuti kegiatan study tour. (Tidak
efektif)
Semua siswa kelas 2 harus mengikuti
kegaiatan study
tour.
(Efekti)
Untuk menghindari ketidak jelasan
subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.
2. Tidak memiliki subjek yang ganda
di dalam kalimat tunggal.
Contoh:
Pembangunan Jalan itu kami dibantu
oleh semua warga
desa.
(Tidak Efekti)
Dalam membangun jembatan itu, kami
dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)
·
Kepararelan
Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan
bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan
bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya
berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata
selanjutnya berbentuk nomina.
Contoh:
Langkah-langkah dalam menulis
kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt
efektif. (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis
kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi
kalimat efektif.
(Efektif)
·
Kehematan
Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan
kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan
kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Menghindari unsur yang sama pada
kalimat majemuk
Contoh:
Saya tidak suka buah apel dan saya
tidak suka duren. (Tidak efektif)
Saya tidak suka buah apel dan
duren.
(Efektif)
2. Menghindari kesinoniman dalam
kalimat
Contoh:
Saya hanya memiliki 3 buah buku
saja. (Tidak efektif)
Saya hanya memiliki 3 buah
buku.
(Efektif)
3. Menghindari penjamakan kata pada
kata jamak
Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk
rasa di depan gedung rektorat. (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di
depan gedung
rektorat.
(Efektif)
·
Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah
cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan
makna ganda.
Contoh:
Guru baru pergi ke ruang
guru. (Tidak
efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru.
(Efektif)
·
Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan
kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.
Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.
1. Meletakan kata kunci di awal
kalimat
Contoh:
Sudah saya baca buku
itu. (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya
baca. (Efektif)
2. Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
Pertemuan itu dihadiri oleh menteri
pendidikan, gubernur dan presiden. (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden,
menteri pendidikan dan gubernur. (Efektif)
·
Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan
pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Budi membicaran tentang pengalaman
liburannya. (Tidak efektif)
Budi membicarak pengalaman
liburannya.
(Efekti)
·
Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif
dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Contoh:
Waktu dan tempat kami
persilahkan! (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami
persilahkan! (Efekti)
Demikianlah prinsip-prinsip dalam
kalimat efektif yang harus ada atau dipenuhi dalam pembuatan kalimat efektif
agar tujuan komunikatif kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan jelas kepada
pendengar atau pembacanya.
ΓΌ Contoh-contoh kalimat efektif:
Karena tidak tidur semalaman, dia
terlambat datang ke sekolah.
Dia memakai baju merah.
Sesudah dipahami dan dihayati
pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas itu bagi saya sangat mudah.
Semua mahasiswa diwajibkan membayar
uang kuliah sebelum tanggal 26 Februari 2015.
Saya sedang membuat nasi goreng.
Selanjutnya, saya akan menjelaskan
pentingnya air bagi kehidupan.
III.
Pengertian
Paragraf
Paragraf atau
alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat,
karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga
membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa
bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama
(kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini
terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang
pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok
paragraf yang dapat diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.
Jenis-jenis
Paragraf
1.Paragraf
Narasi
Paragraf
Narasi ialah
jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan
urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan kejadian tersebut. Paragraf narasi
terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian
adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan
paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai
dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting dan konflik,
paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh
paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta
tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu
berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada
keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit.
Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf
narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
Narasi
Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang
disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara
tepat.
Contoh
paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat
bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian
dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria
yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung
Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad,
sang pengantin ....
Narasi
Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan,
khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada
roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan
daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan
terhadap peristiwa.
Contoh
paragraf narasi sugestif:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat
ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh
tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
2.Paragraf
Deskripsi
Paragraf
Deskripsi ialah
paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang
indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun
merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh
Paragraf Deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok
pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung
silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain.
Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang
yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang
kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh
kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika
air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai
kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk
suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh
dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir
pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar
belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal
di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh
wisatawan yang datang.
Ciri-ciri
paragraf deskriptif ialah:
Menggambarkan
atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
Penggambaran
dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan).
Bertujuan
agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang
dideskripsikan.
Menjelaskan
ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara
terperinci.
Didalam
paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:
Pola
Spasial
Pola
Sudut Pandang
Pola
sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis
saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola
yaitu:
Pola
Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai
kesan atau opini dari penulis.
Pola
Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan
objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
3.Paragraf
Eksposisi
Paragraf
Eksposisi Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca
dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan
pengetahuan.
Ciri-ciri
paragraf eksposisi:
1.Memaparkan
definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu
tindakan.
2.Gaya
penulisannya bersifat informatif.
3.Menginformasikan/menceritakan
sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
Paragraf
eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan
bagaimana.
Contoh
Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah
mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah
buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk
panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya
mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu
dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini
bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak
hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang
menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang
dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.
4.Paragraf
Argumentasi
Paragraf
Agumentasi ialah
jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan
disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri
paragraf argumentasi, yaitu:
Menjelaskan
suatu pendapat agar pembaca yakin.
Memerlukan
fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
Menggali
sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
Penutup
berisi kesimpulan.
Jenis-jenis
paragraf argumentasi:
a.Pola
Analogi adalah
penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh Pola Analogi: Sifat
manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu
meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati
dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin
merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
b.Pola
Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik
kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi:Setelah karangan anak-anak kelas 8
diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak
yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai
kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
c.Pola
Hubungan Sebab Akibat adalah
paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan
sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya,
pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu,
irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin
mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
5.Paragraf
Persuasi
Paragraf
Persuasi ialah
suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu
sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis
harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri
paragraf persuasi, yaitu:
1.Persuasi
berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2.Harus
menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
Persuasi
harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara
penulis dengan pembaca.
Persuasi
sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya
kesepakatan pendapatnya tercapai.
Persuasi
memerlukan fakta dan data.
Contoh
paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian
yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing
maupun lokal. Ritual unik ini disebut denganngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol
penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya
membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak
semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben
biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben
telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat
unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara
Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html]